Minggu, 17 Januari 2010

Kalau Begitu, Apa yang Bisa Kita Lakukan?

Kini musim hujan telah tiba. Tentu saja, banyak pihak yang merasa lega, karena kebutuhannya akan air semakin terpenuhi. Terutama para petani dan peternak yang memanfaatkan air sebagai penopang utama usahanya. Namun demikian, ada sebagian kelompok masyarakat yang justeru semakin was-was. Terutama mereka yang ‘langganan’ disamperi banjir ketika musim basah tersebut datang.

Mereka yang sering didera banjir tentunya sudah belajar dari pengalaman sebelumnya dan berusaha mempersiapkan diri untuk menghadapi persoalan musiman tersebut. Terutama pemerintah setempat, melalui institusi terkait, semestinya sudah siap siaga dan melakukan langkah yang diperlukan, jauh-jauh hari sebelum musim ‘becek’ datang kembali.

Kenyataanya, tidak seperti yang kita asumsikan. Perilaku masyarakat kita tidak banyak berubah. Celakanya, pemerintah juga tidak (belum) melakukan tindakan mitigasi dan pencegahan yang berarti. Tetap saja banjir datang dan datang lagi seiring semakin tingginya curah hujan. Bahkan kecenderungannya semakin besar dan buruk dampaknya. Apa yang salah dengan masyarakat kita, sehingga mereka tidak cepat belajar dan mampu mengatasi persoalan yang sudah jelas kapan datang dan apa sebabnya?

Seperti para pembaca juga sering lihat, diman-mana sering terlihat sampah berserakan dan menumpuh, bahkan terkadang menyumbat drainase umum. Baik sampah organik maupun unorganik. Terutama di tempat-tempat yang agak jauh dari pemukiman, seperti di tepi-tepi jalan dan selokan di persawahan. Namun demikian situasi yang hampir serupa juga mudah ditemukan di tempat-tempat yang notabene dekat pemukiman akan tetapi tidak atau kurang terlihat oleh pandangan mata umum, seperti halaman belakang rumah, sungai dan selokan di pemukiman. Kok begitu? Sepertinya masyarakat kita memang belum sepernuhnya civilized, dan mungkin memang belum punya kesadaran yang memadahi sehingga bisa berubah perilakunya, terutama dalam memperlakukan sampah-sampahnya dengan benar.

Berikut penulis akan berbagi beberapa pengalaman yang ‘janggal’ dan tak terlupakan. Kisah-kisah tersebut mungkin akan membuat pembaca geleng-geleng kepala setelah membacanya.

Suatu kali penulis berhenti, ketika lampu merah menyala di perempatan Selokan Mataran, Yogyakarta. Di depan sebelah kanan penulis berhenti juga sebuah sedan mewan warna hitam mengkilat, seperti keluaran terbaru, yang dikendarai sekelompok remaja belasan tahun. Mendadak kaca jendela kiri depan sendan tersebut perlahan turun dan terbuka setengah bagian, seketika dentuman musik hip-hop menyeruak keluar menerpa semua telinga pengguna jalan yang sedang berhenti menunggu munculnya nyala lampu hijau di perempatan dekat kampun UGM tersebut. Kemudia sebuah adegan menjengkelkan terjadi. Dari dalam kabin depan sedan tersebut, menjulur pendek sebuah tangan yang mengepal kemudian ‘byak’ terbuka cepat jari-jemarinya, dan terlemparlah segengam sampah dari dalam mobil tersebut. Sungguh menjengkelkan! Saya hanya bisa menggelengkan kepala, sementara sebagian pengguna jalan yang lain terlihat hanya menampakkan expresi wajah masam, seperti sedang kecewa.

Pernah juga suatu sore ketika sedang jogging di sebuah jalan di tengah persawahan, secara kebetulan penulis memergoki seorang ibu-ibu mendadak menghentikan motornya, turun, dan melemparkan sesuatu yang besar ke selokan, yang kering kerotang. Begitu saja, kemudian pergi ngacir dan hilang ditelan tikungan sebuah perumahan baru dekat persawahan tersebut. Karena penasaran, penulis mencoba melongok ke selokan dangkal tampa air tersebut. Dan betapa terkejutnya ketika penulis melihat sebuah buntalan plastik besar transparan berisi bekas pembalut wanita. Banyak sekali, mungkin bisa lusinan. Betapa sangat memprihatinkan! Siapapun yang melihat adegan tersebut pasti tak kuasa menahan amarah, dan langsung mengeluarkan kata-kata hujatan. Kok bisa hal seperti itu dilakukan oleh seorang ibu, yang tinggal di perumahan, naik sepeda motor, dan kelihatan seperti orang sekolahan.

Bulan Agustus 2009, ketika penulis baru saja pindah kontrakan ke tempat yang baru, di sebuah pedukuhan di Kecamatan Ngaglik, Sleman. Penulis menyempatkan diri melihat-lihat lingkungan baru tersebut. Mengamati kondisi rumah-rumah penduduk yang kelihatan makmur dan terbilang lebih mapan dibanding kampung-kampung sekitarnya. Ternyata mereka tergolong bagus dalam menjaga kebersihan lingkungan sekitar rumahnya. Jalan-jalan dan pekarangan rumah terlihat bersih dari sampah. Mereka terlihat begitu kompak ketika melakukan kerjabakti secara berkala. Sehingga lingkungan mereka kelihatan lebih menarik dan asri. Akan tetapi, masih ada hal-hal yang kurang tepat mereka lakukan. Mereka masih melakukan pembakaran sampah, yakni sampah kering seperti plastik, kertas, ranting dan dedaunan yang ada di sekitar rumah mereka. Mereka masih membiarkan warga lainya yang sudah terbiasa membuang sampah di sungai, shingga sunggai yang kebetulan ada di bagian belakang kampung mereka terlihat kotor penuh dengan sampah, baik sampah organik maupun unorganik. Ada pakaian bekas, pecahan kaca, potongan kayu, kaleng-kaleng bekas kemasan makanan maupun plastik-palstik beraneka macam.

Kemudian, mengapa phenomena tersebut bisa terjadi? Apa yang bisa kita lakukan untuk menjawab persoalan tersebut? Mari kita pikirkan bersama solusinya para pembaca budiman...!

26 komentar:

  1. find ne ways to recycle maybe?

    BalasHapus
  2. waduh yang bener new way.. hehe konslet ngetiknya... jasa pemulung bener2 dibutuhkaan

    BalasHapus
  3. hehehehe....alhamdulillah di sini aman" ajah
    ada ikan ada kucing kali yah...hehehehe

    BalasHapus
  4. linknyadah di pasang...pasang balik yah and pollower

    BalasHapus
  5. susah memang kalo dah mikirin masyarakat dan pemerintah kita. Ga tau sapa yang salah, tapi yang jelas senengnya saling lempar kalo ada masalah...

    BalasHapus
  6. kejadian bajir ini adalah kejadian yang etrus berulang setiap tahun..tapi tidak juga membuat kita tersadar akan pentingnya melestarikan dan memlihara lingkungan...pemerintah yang mestinya berada di posisi terdepan dalam penanganan dan pencegahan banjir...tampaknya lebih disibukan dengan projek2 penangggulangan banjir..alamak

    BalasHapus
  7. Salam sobat, datang mempererat silaturahmi... maaf baru mampir lagi... kesehatan memburuk baru membaik... Semoga selalu dalam kebahagiaan...

    Ninneta

    BalasHapus
  8. Posting yang bagus sekali. Komunikatif dan menarik sekali.
    Kami selalu terkesan bila melihat lingkungan kota dan desa yang rapi, bersih dan ijo royo-royo. Sungainya jernih dan mengalir lancar.

    BalasHapus
  9. lingkungan dan tata kota atau desa mestinya harus dijaga karena lingkugan yang terjaga akan mencerminkan kehidupan yang rapi indah dan bersih serta ijo royo royo

    BalasHapus
  10. Susah kalo ngomongin kebiasaan masyarakat kita. untung saja jokja jarang banget kebanjiran. cuma anginnya masya alloh gedenya...

    BalasHapus
  11. @ Info : Mampirrr... btw, krn ShoutMix mengalami gangguan, so pls put ur comment in my CBox... thanks

    BalasHapus
  12. di tempatku ada award buat alam hijau.. mohon sekiranya bersedia 'tuk menerima.. :)

    BalasHapus
  13. wahh,. straight edge-ism,.
    salam kenall,. ^^

    BalasHapus
  14. Visiting... with a :)... have a nice day... please visit me back, thanks...

    BalasHapus
  15. ada manusia hendak mencipta sumber tenaga yg datang dari sampah...hrp berjaya

    BalasHapus
  16. solusinya dr diri sendiri dulu....kalo org lain lewat sindiran2 ajah...org terdekat dulu, trus org tersebut ke tmn2nya, tru tmn2nya ke sodara2nya trus ke anak2nya trus ke tmn2 anaknya trus sampe semua orang juga akan mengikuti dr yg sendiri tadi..mudah2an bisa...

    btw kunjungan perdana nih...izin follow ya?

    BalasHapus
  17. post yg baik kawan
    salam hangat dari blue

    BalasHapus
  18. Tema sbognya bagus banget. tentang alam. Aku suka orang2 yang peduli dengan alam, mungkin karna aku terlahir dan besar di desa, aku tau bagaimana indahnya alam asri.

    Keep blogging!

    BalasHapus
  19. Sebenarnya, harusnya tidak susah untuk selalu menyimpan satu tempat sampah di dalam mobil..

    Sekarang, yang susah itu menjawab pertanyaan anak-anak, "Kenapa yang di mobil itu (menunjuk mobil depan) boleh buang sampah ke luar, sedangkan kita harus menyimpan sampah di mobil?"

    Semoga 'rantai' cinta lingkungan bersih bisa segera terwujud dan diwariskan pada generasi berikut.. :-)

    BalasHapus
  20. MEMANG, TERKADANG PENDIDIKAN DAN STATUS SOSIAL ORANG YANG TINGGI, TIDAK KEMUDIAN MENJAMIN PERILAKU MEREKA BISA BIJAK TERHADAP LINGKUNGAN DAN KEBAIKAN BERSAMA, JUSTERU SEBALIKNYA, MEREKA MALAH TIDAK PEDULI, SEMAU GUE, BAHKAN TERKADANG MERUGIKAN ORANG LAIN ... ... ...
    MEREKA YANG SUKA MEMBUANG SAMPAH KE-LUAR MOBIL MEWAHNYA, PASTILAH MEREKA YANG TIDAK CERDAS MEMAHAMI MAKNA KEHIDUPAN DI DUNIA INI, ORANG YANG EGOIS, SERTA CENDERUNG BODOH PERILAKUNYA ... ...

    BalasHapus
  21. Visiting... Happy Valentine, my friend :)... have a nice weekend with ur dearest ones...

    BalasHapus
  22. IJO ROYO2 PASTI MENCEGAH BANJIR.

    BalasHapus
  23. apa kabar mas? saya mampir lagi.

    BalasHapus
  24. salam kenal sob :) kunjungi rumah aku yaa

    BalasHapus
  25. Perlu kerja ekstra keras untuk menyadarkan masyarakat agar berpola hidup sehat dan menjaga lingkungan. Berbagai kepentingan masih menjadi kendala dalam mewujudkan lingkungan yang bersih, rapi, asri, menyehatkan, indah, lestari, aman, dan sebagainya.

    BalasHapus